5 Fakta Mengenai Aurora

     Yo! Good Afternoon, kawan! Gimana kabar lo di hari Senin ini? Semoga sehat-sehat aja ye..
      Siang ini gue masih ditemani oleh laptop dan kipas angin yang selalu setia memberikan kesejukan pada jiwa dan raga gue ini.. Walaupun kadang anginnya menembus tulang, tapi gue tetap cinta kok sama dia.
      Siang ini di daerah rumah gue agak mendung. Gak beda jauh dengan hati gue. Mungkin hati gue saat ini bukan mendung lagi namanya, tapi badai. Badai maksiat.

-------------------------------------------------
     Aurora. Siapa sih yang gak tau fenomena alam paling kece ini? Aurora terjadi saat proton dan elektron mengalir keluar dari permukaan matahari dan terhempas ke Medan magnet bumi. Karena bermuatan, partikel-partikel tersebut bergerak di spiral sepanjang garis medan magnet. Partikel proton bergerak searah dan elektron berlawanan arah. Kemudian partikel tersebut menghantam atmosfer. Karena mereka mengikuti garis Medan magnet, kebanyakan dari mereka memasuki gas-gas atmosfer di lingkaran sekitar kutub-kutub magnet.
    Aurora berpusat di kutub magnetik bumi, terlihat di lingkaran sekitarnya. Karena kutub magnetik dan geografis tidak sama, terkadang aurora terlihat lebih jauh ke selatan daripada yang diharapkan, sementara di tempat lain aurora terlihat lebih jauh ke utara.
    Di belahan utara, zona aurora terbentang sepanjang pantai utara Siberia, Skandinavia, Islandia, ujung utara Kanada, Greenland dan Alaska. Zona aurora belahan bumi selatan sebagian besar meliputi Antarktika atau Samudera Selatan. Berikut ini adalah 5 fakta tentang aurora yang gue kutip dari NatGeo!

1. Perbedaan ion menghasilkan warna yang berbeda
       Udara terdiri dari sejumlah besar atom nitrogen dan oksigen. Oksigen menjadi komponen yang lebih besar di ketinggian Aurora terjadi (sekitar 60-600 mil). Saat partikel bermuatan menghantam udara, udara mendapatkan energi.  Ketika mulai tenang, udara melepaskan energi dan foton dengan panjang gelombang tertentu. Atom oksigen memancarkan cahaya hijau dan kadang-kadang merah, sementara nitrogen lebih oranye atau merah.

2. Dapat terlihat dari ruang angkasa
      Rodney Viereck, Direktur Uji Dasat Prediksi Cuaca Ruang Angkasa di National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), mengatakan satu-satunya waktu  penting selama badai matahari yang sangat intens, yaitu ketika tingkat radiasi tinggi. Pada saat itu astronot harus pindah ke daerah stasiun yang lebih terlindungi. Badai matahari intens dapat mengurangi jumlah radiasi di sekitar stasiun ruang angkasa, karena partikel bermuatan justru berinteraksi dengan medan magnet bumi. Sementara itu, para astronot dapat menyaksikan panorama Aurora yang cantik.

3. Aurora juga dimiliki planet lain
      Tak hanya bumi, planet lain pun memiliki aurora. Aurora pada Jupiter atau Saturnus  jauh lebih besar dan lebih kuat daripada di bumi. Karena medan magnet planet-planet tersebut berkali lipat lebih intens.
Di Uranus, aurora tampak lebih aneh, karena medan magnet planet berorientasi secara vertikal, akan tetapi planet berputar pada sisinya. Ketika dilihat dengan teleskop ruang angkasa Hubble di tahun 2011, alih-alih terlihat seperti cincin cerah seperti di planet lain, aurora di planet Uranus lebih terlihat seperti satu titik terang.
 
4. Cahaya Aurora dapat berpindah ke selatan
       Terkadang aurora terlihat lebih jauh dari kutub dibanding biasanya. Pada saat aktivitas matahari tinggi, batas selatan untuk melihat aurora bisa mencapai selatan Oklahoma dan Atlanta, seperti yang terjadi pada bulan Oktober 2011. Viereck mengatakan, dibanding seabad lalu, saat ini lebih sulit untuk memberitahu ketika aurora sangat cerah. Karena begitu banyak orang Amerika yang tinggal di kota, dan cahaya lampu menghalangi aurora terlihat. "Bisa saja badai aurora mayor terjadi di kota New York, dan meskipun menengadah ke langit, Anda tidak akan melihatnya," katanya.

5. Fenomena aurora tak dapat di prediksi
      Salah satu masalah yang paling sulit dalam Fisika surya adalah mengetahui bentuk Medan magnet di lontaran massa Korona atau Coronal Mass Ejection (CME), yang pada dasarnya adalah gumpalan besar dari partikel bermuatan yang dikeluarkan dari matahari. Lontaran massa korona tersebut memiliki magnet mereka sendiri. Masalahnya, hampir mustahil untuk mengetahui kemara medan lontaran menuju hingga terjadi tabrakan. Tabrakan menciptakan badai magnetik yang spektakuler dan menghasilkan aurora yang mempesona, atau bisa saja gagal sama sekali.
Previous
Next Post »